Kalau diminta untuk menyebutkan game-game horor yang mengesankan, banyak orang akan menyebut Silent Hill, Resident Evil, atau bahkan P.T. yang berakhir tragis. Tapi sekarang game Doki Doki Literature Club juga bisa masuk liga besar itu.
Doki Doki Literature Club, atau sering disebut DDLC adalah game yang dibuat oleh Team Salvato secara independen. Team Salvato sendiri juga terdiri dari anggota yang tidak banyak, hanya 3 orang.
Tim pengembang game ini dibentuk pada tahun 2017 dan merilis game DDLC secara gratis di Steam. Lalu pada tahun 2021, mereka merilis ulang DDLC dengan nama DDLC Plus yang memiliki fitur lebih banyak.
DDLC Plus memiliki perbedaan yang cukup signifikan, diantaranya dengan adanya Gallery Mode untuk melihat gambar-gambar yang sudah dilihat pemain ketika memainkan cerita utamanya.
Hal lain yang ditambah adalah adanya Side Stories, atau cerita sampingan. Dalam Side Stories ini, pemain bisa menikmati cerita-cerita pendek tentang anggota klub literatur.
Pembahasan kali ini akan mengandung banyak spoilers, karena banyak elemen dalam game ini cukup sulit jika tidak dijelaskan konteksnya. Jadi jika pembaca tertarik dengan game ini, kembali lagi setelah main ya, gaes.
Game horor dengan tampilan yang menipu
Tampilan pertama yang bisa dilihat pemain ketika memulai DDLC adalah visual yang biasa ditemukan di dating simulator manapun. Warna menu dan logo yang pink, ditambah dengan warna pakaian dan rambut karakter yang komplementer.
Menurut penulis, ini adalah misdirection, atau cara menyesatkan pemain yang sangat cerdas. Jika pemain membaca deskripsi game di laman Steam, maka akan ada penjelasan bahwa game ini adalah game horor. Ini dijelaskan oleh Monika, salah satu karakter dalam game.
Ketika memulai game pun, pemain akan diberikan peringatan bahwa game ini mengandung unsur-unsur horor. Mungkin bagi kebanyakan orang yang memainkan game ini menganggap peringatan tersebut wajar, dan mengira Doki Doki Literature Club adalah game dewasa.
Warna pink dan musik yang cenderung ceria bisa membuat pemain tidak mengira ini adalah game horor. Bahkan cerita dan dialog dalam game cukup standar dalam konteks game dating simulator.
Penyajian game yang kreatif dan unik
Mungkin ketika pembaca mendengar kata “game horor”, hal pertama yang terpikirkan adalah game action seperti Resident Evil atau Silent Hill. Atau game visual novel yang identik dengan dating simulator, juga sulit dipisahkan.
Upaya Team Salvato menggabungkan 2 genre ini untuk menciptakan DDLC adalah tindakan yang sangat berani. Penikmat game horor pada umumnya mungkin tidak akan menyangkan DDLC adalah sebuah game horor.
Disisi lain, pemain yang menyukai game visual novel mungkin tidak mengira DDLC adalah game horor. Membayangkan orang-orang yang tidak tahu menahu soal DDLC memainkan game tersebut mungkin cukup lucu.
Namun, di belakang semua itu, daya tarik dari DDLC adalah misteri dan horor yang memerlukan ketelitian dan rasa penasaran pemain.
Rahasia-rahasia yang tersebunyi
Dalam game, pemain bisa menemukan hal-hal yang sangat spesifik, detil-detil kecil yang bisa ditemukan jika teliti. Diantaranya adalah masalah rumah Natsuki, masalah kejiwaan Sayori, dan kebiasaan menyakiti diri sendiri Yuri. Monika juga tidak lepas dari masalah-masalah pribadi.
Tidak hanya dari cerita, tapi juga pilihan kata-kata, latar belakang, musik, dan animasi juga kadang mengandung “rahasia”. Setelah bagian “kedua” game, ada beberapa saat ketika musik di latar belakang berubah, gambar ruangan menjadi miring, dll.
Dalam game, pemain akan diminta untuk menulis puisi dengan memilih kata-kata pada layar. Setelah itu para karakter akan bertukar puisi mereka untuk dibaca.
Pemain bisa menemukan sebuah “puisi” yang ditulis dengan kode Base64. Kode yang biasa digunakan dalam programming yang tidak akan masuk akal jika tidak menggunakan alat penerjemah kode.
Di direktori game, pemain bisa menemukan file gambar dan kode-kode yang bisa dipecahkan sendiri terlepas dari game. Sampai sekarang masih tidak diketahui apa maksud dari gambar-gambar dan kode ini, bahkan setelah rilis Doki Doki Literature Club Plus.
Game menyusupi dunia nyata
Untuk melanjutkan poin di atas, poin ini akan membahas lebih lanjut cara DDLC menyusupi dunia nyata.
Pertama-tama yang akan kita bahas adalah akhir dari game, karena pada titik ini game-nya sendiri, melalui Monika meminta pemain untuk membuka file game. Pemain harus membuka direktori tempat game diinstal untuk mencapai true ending.
Beberapa kali pemain akan menemukan “jumpscare” dimana tulisan dan gambar mengalami distorsi. Natsuki tiba-tiba berkata kasar, atau di saat lain mulutnya menjadi foto realistis yang dianimasi, dan terlihat di gambar lehernya patah.
Di saat lain, avatar chibi Yuri terlihat berubah menjadi hantu, dan matanya berubah menjadi foto realistis. Dan yang menjadi pusat perhatian adalah ketika Yuri bunuh diri, tulisan di boks menjadi amburadul, sehingga pemain harus skip dengan menahan tombol CTRL.
Batas dunia nyata dan game mulai kabur adalah ketika bagian “kedua” game dimulai. Sayori, yang merupakan salah satu karakter utama “dihapus” dari game, dan dia menghilang dari layar menu utama.
Konsep ini juga sudah dilakukan oleh banyak game sebelum DDLC. Metal Gear Solid: Sons of Liberty adalah salah satu game yang menggunakan 4th Wall Breaking sebelumnya. Pemain diajak bicara oleh karakter game dan diminta untuk mematikan konsol.
Dalam Metal Gear Solid, Psycho Mantis bisa membaca memory card pemain dan mengetahui game-game yang pernah dimainkan. Hal ini dilakukan untuk membuat pemain bingung atau bahkan sebagai cara lucu-lucuan seperti di game atau film Deadpool.
Memaksimalkan sistem yang sederhana
Membuat novel visual bukanlah hal yang terlalu sulit di dalam dunia game. Di Steam, kita bisa menemukan banyak game Visual Novel, karena game jenis ini memang cenderung mudah dibuat.
Game bertemakan Visual Novel tidak membutuhkan pengetahuan coding yang terlalu kompleks. Berbeda dengan game Resident Evil: Village, sebuah visual novel bisa dilakukan hanya dengan satu orang.
Hanya bermodalkan kemampuan menggambar, menulis cerita, dan coding yang sederhana, siapapun bisa membuat game VN. Itulah yang dilakukan Team Salvato ketika membuat DDLC.
Sistem dan engine yang digunakan untuk membuat game VN tidaklah berat atau sulit digunakan, berbeda dengan Unreal atau Unity. Kasarnya–hanya memasukkan teks dan PNG untuk mewakili tulisan.
Namun, Team Salvato dengan kreatif menemukan cara untuk memaksimalkan engine yang sederhana itu. Visual yang ditemukan di DDLC akan memberikan kesan tidak nyaman dan memberikan aura kecemasan pada pemain.
Jika pembaca sudah terbiasa dengan game VN, maka akan memfokuskan diri untuk membaca tulisan pada layar. Namun jika terjadi distorsi pada tulisan atau audio, maka pemain tidak akan mempercayai kejadian itu jika terjadi lagi.
Hal ini sebenarnya cukup sederhana untuk dilakukan, namun sangat tidak konvensional. Team Salvato menggunakan seluruh fitur dalam engine agar bisa membuat pemain merasa tidak nyaman dan paranoid.
Konklusi
DDLC Plus adalah game yang sangat menarik untuk dimainkan. Mungkin bagi penggemar horor, ini adalah game yang sangat tidak lazim. Begitu juga bagi para penggemar game VN, mungkin tidak begitu menyukai game yang cukup aneh ini.
Mungkin dengan adanya Doki Doki Literature Club, orang-orang bisa terinspirasi untuk membuat game mereka sendiri. Walaupun hanya memiliki engine yang sederhana, namun dengan kreativitas, siapapun bisa membuat game yang menarik.
Dan yang terakhir, terima k̶͕̩̇̑̑â̵͎̣͌s̸̟̼̦̺͠i̸̦̯̺͕̔̄͋̎ḧ̶̤̪́̓͋̋ ̷̘̐̍͠͝s̶̩̉͠ũ̵̘̉͒d̶̜͈̄a̷͕̔͘h̵̰̔̔̿͝ ̴̪̎m̶̩̪͙͂͗é̴͔͓̻̹̎m̴̤̥̅̈́̊͠b̵̤̱̊̔ä̷̬̠́́́̚c̷͎͓̉̊̈́̒a̸̛͔̟̿ ̵̺̦̄͝ţ̷̢̣̂͜u̷̫͓͒l̸̹̑ị̶͆̀s̸̗͇̘͚̑a̶̳͖̟̮̋̇͝n̴̤̲͍͑͌͋͘ ̸̹̠̐̔͗i̵̤̮̾͒̚n̷͉͛̿́i̷̢̝͓̱̔̈́ ̶͎̜̜̒̋̍͜y̴̫̖̮̭͐ä̶͓̝̖͎͝͠.̸̳̝̔͌
-M̶̱͖͉͉͕͔̅̄͑̀̄̈́̅ō̴̰͈̜͓̪͚̖͕͆̽̀̚ͅn̵̨̯͍̖̹̫̾̈́̓̋̊͌̔i̸̝͖̥͇͆̽k̶̛̰̩͍̟̉́́̆͆͘ḁ̶̊̈́̅̌̂̌̐͛̚
Comments
Loading…