in ,

Behind The Frame: Sebuah Cerita Dibalik Lukisan

Behind-The-Frame-Sebuah-Cerita-Dibalik-Lukisan

Apakah kamu pernah bertanya tanya tentang makna atau kisah sebuah lukisan? Ataukah kamu sendiri adalah orang yang selalu menyalukan isi hatimu kedalam karya yang kamu buat? Jika begitu, ada sebuah game yang Dingo mungkin relateble untukmu. 

Tidak bisa dipungkiri, disadari atau tidak bahwa Seni merupakan salah satu hal yang penting dikehidupan manusia.

Karya seni bukan hanya karya yang enak di pandang saja, tapi dari sana kita dapat berlajar tentang melukis berbagai macam bentuk atau memadukan warna.

Seni juga bisa digunakan sebagai media untuk menyampakan sesuatu. Entah itu opini pribadi atau sekedar sebuah cerita yang seniman tak dapat ucapkan dengan kata kata dan game Behind The Frame adalah sebuah game yang mengangkat kisah itu pada kita.

Game ini bernama lengkap Behind The Frame : The Finest Scenery merupakan adventure game yang dibuat oleh indie developer bernama Akupara Games dari Taiwan.

Game ini baru dirilis pada tanggal 28 Agustus 2021 yang lalu untuk PC. Berikut ulasan yang akan Dingo bawakan untukmu.

Kisah Dua Orang Pelukis

Behind-The-Frame-Sebuah-Cerita-Dibalik-Lukisan-Kisah-Seorang

Kamu adalah seorang gadis yang sedang menyelesaikan karyanya untuk ia berikan ke pameran. Kamu menjalani hari mu seperti biasa melukis, mengirim email ke pemilik pameran sampai menyapa seorang pelukis tua dan kucing nya yang menjadi tetangga mu selama ini.

Tapi kali ini ada sesuatu yang janggal, kamu menyadari ada sebuah lukisan yang terpajang di rumah pelukis tua cukup mirip dengan milikmu.

Penasaran, kamu pun mencari lukisan itu dalam apartemen mu. Saat mendapatkannya kamu menyadari bahwa ada satu warna yang menghilang!

Baca juga:  Horizon: Forbidden West, Kembali ke Masa Depan

Dengan kuas dan cat warna yang kamu miliki, kamu pun melengkapi lukisan tersebut agar sama persis dengan lukisan yang kamu lihat. Setelah itu kisah ini pun dimulai…

Kisah Behind The Frame dibuka dengan penuh misteri yang membuat Dingo menjadi penuh tanya.

Mulai dari siapa pelukis tua itu? Siapa identitas kita? Bagaimana lukisan yang kita miliki bisa mirip dengan lukisan pak tua itu? dan pertanyaan lainnya yang akan muncul sepanjang perjalanan.

Meski pada awalnya juga kita harus melakukan sederetan hal yang terasa berulang ulang di awal. Alur game ini akan menjawab segala rasa penasaran mu tentang para karakter yang terlibat didalamnya dan tentu saja arti dari setiap lukisan yang kamu temui.

Serangkaian Lukisan yang Misterius

Behind-The-Frame-Sebuah-Cerita-Dibalik-Lukisan-Serangkaian-Lukisan

Secara garis besar, inti dari gameplay hampir sama seperti When The Past Was Around. Dimana sebagai pemain, kamu harus mengetuk beberapa item di sekelilingmu dan menggunakannya untuk menyelesaikan serangkaian puzzle yang tersebar untuk melanjutkan cerita.

Desain level Behind The Frame berbentuk 3D dan puzzle yang ditawarkan dalam Behind The Frame bisa dibilang lebih mudah. Semua hint jawaban akan selalu muncul di awal level yang kamu mainkan, jika kamu benar benar mencermati alur cerita.

Jika kamu lupa pun, hint jawaban itu juga tercatat di sebuah Sketcbook yang bisa kamu lihat berulang kali sepanjang permainan.

Dingo sendiri tidak heran mengapa kerumitan puzzle di Behind The Frame simple, karena memang game berjenis ini lebih berfokus dengan cerita yang mereka bawakan ketimbang pengalaman dalam bermain.

Visual dan Musik yang Menenangkan

Behind-The-Frame-Sebuah-Cerita-Dibalik-Lukisan-Visual

Bisa dilihat dari screneshoot yang Dingo baigikan, keseluruhan Art style dari Behind The Frame mirip dengan Ghibli. Art style dan OST yang mengiri Dingo selama permainan malah menimbulkan rasa nostalgia yang tidak bisa Dingo ungkapkan.

Baca juga:  Yandere Simulator: Cara Salah Membuat Game

Lukisan demi Lukisan yang muncul sekilas di sepanjang game pun nampak memiliki ciri khas mereka sendiri, sembari menampilkan cerita yang tak bersuara.

Behind The Frame memang tidak memiliki voice acting akan tetapi sesekali kamu akan mendengar suara sang karakter utama berujar saat melakukan sesuatu. Meski Dingo lebih mengajukan tidak ada voice acting saja sekalian ketimbang setengah-setengah seperti ini. Walaupun begitu, Dingo merasa tidak masalah.

Kesimpulan

Behind The Frame : The Finest Scenery merupakan game yang bisa dimainkan oleh semua kalangan.

Gameplay yang mudah, visual yang penuh nostalgia dan cerita yang sangat menghangatkan hati membuat Dingo yakin bahwa game ini cocok untuk dimainkan oleh kamu jika sedang mencari cerita yang heartwarming.

Satu satunya hal yang ingin Dingo protes adalah durasi game yang terlalu pendek. Tapi tetap saja, Dingo tetap merekomendasikan Behind The Frame untuk mu yang ingin tenggelam dalam sebuah cerita yang indah.

Jika kamu tertarik, kamu bisa membeli game ini dengan harga yang terjangkau di Steam.

Written by Hifumint

I like games and cute thing.

Leave a Reply

Genshin Impact Raiden Shogun

Raiden Shogun: Review Baal Sang Electro Archon dan Update 2.1

Review-12-Minutes-Ketika-Semuanya-Terus-Berulang

Review Twelve Minutes : Ketika Semuanya Terus Berulang