Game Survival Horror memang beraneka macam ragamnya ya? Tapi tahukah kamu bahwa ada satu game survival horror yang mengharuskan kamu memotret hantu? Yap, game itu bernama Fatal Frame dan hari ini Dingo akan membahas tentang game pertama dari seri survival horror ini.
Fatal Frame atau yang dikenal dengan judul Zero di Jepang merupakan survival horror yang dirilis oleh Koei Tecmo (dulu bernama Tecmo) pada 13 Desember 2001 di Jepang dan 4 Maret 2002 di Amerika Serikat untuk PS2. Dua puluh tahun kemudian, game ini dirilis ulang pada mesin Pachinko tanggal 5 July 2021.
Sejauh ini, selain merilis ulang game mereka di mesin Pachinko, Koei Tecmo juga hendak merilis judul kelima Fatal Frame : Maiden of Black Water pada 28 Oktober nanti di beberapa console game modern. Sambil menunggu, Dingo berencana untuk mereview beberapa game Fatal Frame yang pernah Dingo mainkan. Yuk simak review nya dibawah ini!
Sebuah Mansion Penuh Misteri
Berbeda dari mayoritas game survival horror yang di rilis pada tahun 2000-an yang memilih Negara Barat sebagai latar cerita game mereka. Koei Tecmo memilih Jepang sebagai latar cerita dari game Fatal Frame.
Cerita game ini diawali oleh Mafuyu, seorang jurnalis muda yang mencari keberadaan mentornya di sebuah rumah tua bernama Himuro Mansion. Bukan nya petunjuk yang ia dapat, dia malah harus berurusan dengan hantu yang telah mendiami rumah itu.
Untungnya, Mafuyu dapat mempertahankan diri dengan Kamera Obscura yang ia bawa. Kamera Obscura bukanlah kamera biasa, kamera milik almarhum ibunya ini bisa digunakan untuk melawan hantu dan mencari petunjuk supernatural. Meski begitu, Mafuyu tetap berakhir terjebak di Himuro mansion.
Kisah dilanjutkan dengan tokoh utama kita berikutnya yaitu Miku, adik perempuan Mafuyu yang mencari kakak laki lakinya didalam rumah tersebut. Setelah menemukan Kamera Obscura yang sebelumnya sang kakak bawa, Miku pun menjelajahi Himuro Mansion untuk mencari sang kakak.
Untuk cerita Fatal Frame menawarkan sebuah cerita misteri yang kuat dan membuat penasaran. Berhasil memecahkan satu persatu misteri yang ada di game Fatal Frame terasa begitu rewarding. Belum lagi terdapat beberapa ending yang membuat Dingo kembali untuk memainkannya lagi.
Jika kamu membaca catatan yang tersebar di mansion, kita dapat menemukan bahwa lore game ini cukup lengkap dan tersusun rapi. Namun kegiatan ini juga menjadi minus dalam game, karena game berekspektasi bahwa pemain harus membaca catatan yang ada untuk memahami ceritanya.
Hal minus lain adalah peran kedua protagonist dalam game ini tidak terlalu kentara dengan kisah Himuro mansion. Sehingga kedua protagonist terasa seperti penonton dalam game ini.
Gunakan Kamera Untuk Mengalahkan Hantu
Selayaknya game survival horror lain, kamu harus mengeksplorasi tempat dan memecahkan serangkaian puzzle untuk membuka area baru di map. Game ini masih menggunakan sistem Fixed Camera Angle seperti seri game awal tahun 2000 lainnya.
Namun tidak seperti survival horror lain seperti Resident Evil atau Silent Hill yang menggunakan pistol atau baku hantam untuk mempertahankan diri. Memotret hantu dengan Kamera Obscura adalah satu satunya cara untuk melawan hantu yang menyerang.
Secara pribadi Dingo membandingkan mekanik Kamera Obscura dengan pistol dan Isi film kamera sebagai peluru. Selayaknya kamera jadul jika isi kamera habis, pemain tidak bisa memotret hantu.
Pemain bisa men-charge kamera obscura untuk mengeluarkan serangan yang lebih kuat kepada musuh. Sayang tidak ada lock on button sehingga agak susah untuk membidik hantu yang cukup sering bergerak kesana kemari. Untung saja, pemain masih bisa mengontrol karakter saat membidik dengan kamera.
Selain itu, Kamera Obscura juga digunakan untuk memecahkan puzzle yang tersebar di mansion atau mencari petunjuk di sekitar. Kamera Obscura ini juga memiliki mekanik yang membangun antisipasi pemain terhadap ancaman hantu, yaitu sebuah lampu yang akan perlahan lahan menyala.
Menurut Dingo, mekanik Kamera Obscura yang unik dan iconic ini mengalahkan Puzzle terlalu mudah dan terasa sedikit repetitif di beberapa bagian. Selain itu, desain Map yang dijelajahi pun kurang bisa dibedakan dengan satu ruangan dengan ruangan yang lain. Bagian ini masih bisa dimanfaatkan mengingat Miku hanya menjelajahi sebuah mansion besar.
Visual yang Menyeramkan
Secara visual Fatal Frame adalah salah satu game horror yang memberikan desain dan animasi hantu terlihat aneh dan menyeramkan. Menurut Dingo para hantu dalam game ini berhasil membuat Dingo ketakutan tanpa jumpscared berlebihan dengan suara kencang yang sering muncul di game horror jaman sekarang.
Lingkungan di game ini juga cukup seram, meski seperti yang Dingo utarakan sebelumnya, beberapa ruang nyaris tampak sama karena tidak ada hal yang bisa membedakan ruangan satu dengan ruangan lainnya.
Tambahan lagi, untung saja pencahayaan di game Fatal Frame tidak terlalu gelap sekali seperti Kuon sehingga kita masih bisa melihat apa yang ada di map. Warna yang dipilih untuk karakter utama pun membantu pemain dengan mudah mengidentifikasi latar dan karakter yang di mainkan.
Terakhir meski sebagian besar pemain akan memainkan game ini ditemani dengan kesunyian atau suara hantu. Transisi Soundtrack dalam game ini cukup bagus. Seperti contoh soundtrack akan perlahan lahan berputar saat kita akan berhadapan dengan hantu. Tetapi ya… Sangking paniknya melawan hantu, Dingo jadi tidak sadar bahwa ada lagu yang di mainkan di belakang hahaha.
Kesimpulan
Dengan Visual yang menyeramkan, cerita yang disajikan dan mekanik yang unik, Fatal Frame berhasil menjadi sebuah game survival horror yang cukup memorable dan influential. Sampai sampai seri ini mengeluarkan sebanyaknya enam game dan memiliki fanbase yang selalu sabar menunggu judul terbaru.
Bagi kamu yg tertarik, Dingo sudah mempersiapkan nih link download game nya. Jika tidak punya PS2, tenang saja Dingo juga mempersiapkan link download emulator PS2. Selamat mencoba ya!
Kelebihan :
+ Cerita penuh misteri dan membuat penasaran.
+ Atmosfir dan desain hantu yang sangat menyeramkan.
+ Gameplay Kamera Obscura yang unik.
Kekurangan :
– Meski tersusun rapi, terlalu banyak sub plot dalam cerita yang mengakibatkan banyak reading material.
– Map yang kurang variatif.
– Puzzle teralalu mudah dan repetitif.
Comments
Loading…