Tidak ada yang suka berlarut larut dala perasaan negatif bukan? Tapi tidak semua orang dapat melakukannya. Tapi bagaimana jika perasaan negatif itu berakhir membunuh mu secara supernatural? Fatal Frame III adalah jawabannya.
Hallo guys~ Kembali lagi bersama Dingo yang di bulan Haloween kali ini masih kembali membahas judul dari seri game horror Fatal Frame sebagai topik retrospective review! Kali ini Dingo akan membahas mengenai Fatal Frame III, seri terakhir dari Fatal Frame yang dirilis pada PS2.
Sebuah Penutup yang Memoriable
Fatal Frame III atau yang lebih dikenal sebagai Fatal Frame III : The Tormented merupakan seri Fatal Frame terakhir yang dirilis pada konsole PS2 sebelum IP ini dibeli oleh Nintendo. Usut punya usut menurut sang developer, Fatal Frame III merupakan ‘penutup’ dari Fatal Frame triologi yang dirilis pada konsol legendaris tersebut.
Fatal Frame III pertama kali di rilis di Jepang pada tahun 2008, dikuti 2005 di PAL region dan pada tahun 2006 untuk Eropa.
Tidak seperti kedua saudara nya, game Fatal Frame III ini sendiri belum mendapatkan remake apapun atau pernah dirilis kembali dalam konsol mana pun.
Sejujurnya ini sedikit mengecewakan untuk Dingo karena diantara game Fatal Frame yang pernah Dingo mainkan, judul ini merupakan judul terfavorit Dingo oleh karena cerita yang di angkat dan gimik horror yang ada didalam game yang mengambil tema penampakan dalam rumah kamu sendiri.
Sebuah Rumah dalam Mimpi
Dalam game ini, untuk pertama kalinya kamu akan bermain sebagai seorang fotograper profesional bernama Rei Kurosawa. Setelah kematian sang kekasih di sebuah kecelakaan yang diakibatkan oleh dirinya, sang fotograper lepas itu mulai mengambil pekerjaan untuk mengambil foto di tempat tempat berhantu.
Suatu hari, untuk memenuhi pekerjaan dari salah satu klien. Rei memotret sebuah kuil yang tak terawat bersama asistennya dan mantan protagonis Fatal Frame pertama, Miku Hinasaki. Setelah mengambil beberapa gambar, ia pun terjatuh kedalam lamunan.
Lamuan itu terasa nyata, ia dapat bergerak dan menjelajahi sebuah kuil. Disaat asiknya menjelajahi tempat misterius itu, Rei dikejutkan dengan beberapa makluk yang hendak menyerangnya. Untung saja berkat kamera yang ia bawa, ia dapat mempertahankan diri dan pada akhirnya kembali ke dunia nyata.
Kemudian kejadian misterius itu, Rei mulai mengalami fenomena supernatural di rumahnya. Tak hanya itu, waktu tidur yang ia miliki semakin lama semakin panjang dan terus memimpikan hal yang sama serta mendapatkan tato disekujur tubuhnya tiap kali ia terbangun.
Kemudian setelah melakukan investigasi dibantu oleh sahabat almarhum kekasihnya bernama Kei Amakura. Rei pun menemukan bahwa ia dan orang orang terdekatnya sedang terjatuh dalam sebuah kutukan.
Seperti yang kamu baca di tulisan diatas, game Fatal Frame III juga menghadirkan dua protagonist dari game sebelumnya. Tetapi, berbeda dengan Miku yang dapat di mainkan dalam game, si kembar dari Fatal Frame II hanya muncul sebagai NPC dan digantikan oleh kehadiran sang paman Kei Amakura.
Seperti judul Fatal Frame lain, game ini memiliki lebih dari satu ending, dua lebih tepatnya tergantung dari kamu menyelesaikan quest yang ada.
Bedanya, ending lainnya hanya ditunjukan dalam credit dengan foto yang menurut Dingo sangat disayangkan sebagai ucapan perpisahan terakhir dari developer game ini.
Kutukan yang Memilukan
Terdapat dua tempat yang bisa kamu jelajahi dalam Fatal Frame III. Pertama adalah dungeon manor of sleep tempat dimana kamu akan bertemu hantu dan kedua adalah rumah pribadi Rei sendiri.
Dalam rumah Rei sendiri, didalam rumah Rei kamu akan bertugas untuk memecahkan misteri yang ia dapatkan dalam manor of sleep. Seperti dengan mencuci film kamera atau membaca surat kabar.
Sebagai seseorang yang menyukai misteri, Dingo cukup senang bahwa kali ini kita bisa bermain menjadi detektif dan tidak hanya melawan hantu saja di sebuah tempat yang menyeramkan.
Gameplay utama dari Fatal Frame III masih sama, memotret hantu dengan Kamera Obscura. Lensa Kamera dan tipe film berbeda dalam judul Fatal Frame II masih dipertahankan dalam judul ini. Berikut dengan indikator yang akan muncul jika terdapat hantu atau hal tersembunyi disekitar mu.
Tamabahan lainnya adalah masing masing karakter yang dapat kamu mainkan memiliki spesial abillity masing masing. Seperti Miku yang bisa memperlambat gerakan hantu dan melakukan double charge di Kamera Obscura nya, dan Rei yang dapat melakukan knockback terhadap hantu untuk kabur.
Selain dalam pertempuran, special ability tiap karakter juga muncul dalam sesi eksplorasi dalam game. Miku dapat merangkak memasuki beberapa jalan kecil dan Kei dapat mengeser perabotan/barang yang berat dan melakukan mini stealth.
Dingo sangat suka dengan ini, setelah dua game yang terasa monoton karena karakter yang dapat dimainkan tidak jauh berbeda. Dalam game ini kita bisa memanfaatkan kemampuan spesial para karakter untuk membuka jalan yang baru ketika menjelajahi Manor of Sleep.
Kemudian membicarakan soal penjelajahan, Fatal Frame III kembali menjelajahi sebuah rumah besar bergaya Jepang kuno seperti Fatal Frame I. Sebenarnya dengan tema yang diangkat, Dingo tidak merasa masalah dengan desain map kali ini.
Yang membuat Dingo kesal adalah ukuran map dalam game ini terlalu besar! Dipadukan dengan gerak jalan karakter Fatal Frame yang sangat lamban, melakukan backtracking untuk menyelesaikan quest (baik yang utama dan sidequest) adalah hal yang menjengkelkan.
Tambahan lagi, game ini juga terkadang tidak memberikan petunjuk yang jelas tentang bagaimana melanjutkan petualangan didalam manor of sleep. Sehingga kadang kamu akan berlarian tak tentu arah.
Segalanya Nampak Menakutkan!
Tampilan 3D dari Fatal Frame III tidak berbeda dari game keluaran pada saat itu. Tetapi Fatal Frame III memiliki masalah yang sama dengan Fatal Frame I, desain map dalam manor of sleep terlihat nyaris sama dengan satu sama lain sehingga Dingo harus membuka map beberapa kali saat melakukan eksplorasi.
Lalu, selain desain hantu yang cukup menakutkan scare factor dalam game ini sangat mengerikan. Bukan, Dingo tidak membicarakan soal Jumpscared, tidak ada jumpscared dengan suara keras di game ini. Developer mampu membuat membuat pemain takut dengan beberapa kejadian dalam game, seperti memberikan penampakan dirumah Rei yang tersusun begitu rapi.
Penutup
Dengan cerita yang mengangkat tema yang begitu memilukan dan special ability yang ditawarkan. Fatal Frame III merupakan sebuah penutup dari Fatal Frame trilogy dalam PS2 yang cukup memuaskan.
Mengapa Dingo bilang cukup? Karena terdapat beberapa kekurangan dalam gameplay yang cukup menghancurkan pengalaman Dingo saat memainkan game ini.
Sementara itu untuk cerita, ending yang tidak disertakan dengan cutscene sedikit mengewecewakan Dingo yang ngebet sekali untuk melihat bagaimana interaksi antara tiga protagonis utama Fatal Frame.
Meski begitu, game ini masih layak untuk kamu mainkan jika kamu sangat menjujung tinggi cerita dalam sebuah game.
Dan sejauh ini setau dingo satu satunya cara untuk kamu memainkan Fatal Frame III hanyalah melalui emulator. Dulu, Dingo sempat membeli game ini secara legal melalui PS2 Classic di PS3 yang sayangnya sudah di shutdown oleh sony. Ini tentu saja sangat disayangkan ya 🙁
Jangan lupa ya nantikan perilisisan Fatal Frame Maiden of Black Water yang akan dirilis pada tanggal 28 Oktober 2021 nanti yang dipadukan dengan peringatan 20 tahun game Fatal Frame. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
Comments
Loading…