Baru-baru ini sebuah studio game independen bernama EXOR Studios merilis game baru bernama The Riftbreaker. Dalam game ini pemain harus membuat koloni di sebuah planet yang penuh dengan monster, cuaca, dan medan yang mematikan.
Pemain berperan sebagai seorang ilmuwan elite yang merangkap menjadi seorang tentara bernama Ashley Nowak. Ditemani dengan Mecha-Suit bernama Riggs, pemain harus mengumpulkan cara untuk tetap hidup dan mengkolonisasi planet Galatea 37.
Gameplay
Riftbreaker pada dasarnya adalah gabungan dari beberapa game yang bisa ditemukan di Steam. Diantaranya adalah Factorio, dan yang lainnya adalah Diablo, game legendaris yang dibuat oleh Activision Blizzard.
Dalam Riftbreaker, pemain diharuskan membuat markas yang disertakan dengan pembangkit listrik, mesin tambang, dan bangunan-bangunan untuk kebutuhan lain.
Pemain pada awalnya akan diberikan senjata berupa pedang, blaster, dan machine gun. Namun setelah mengumpulkan bahan-bahan, pemain bisa membuat senjata lain seperti pelontar granat dan RPG. Melalui riset, pemain juga bisa meningkatkan kemampuan senjata mereka.
Riftbreaker memakan waktu yang cukup la. Setelah 10 jam, penulis baru menemukan segelintir yang disajikan game ini. Masih lebih banyak senjata, riset, bangunan, dan tempat-tempat yang bisa ditemukan.
Tingkat Kesulitan
Memainkan Riftbreaker dengan tingkat kesulitan Normal, penulis menemukan cukup banyak kesulitan. Game akan memberikan perintah agar pemain membangun berbagai bangunan, juga mengumpulkan berbagai material untuk kebutuhan lainnya.
Selama berjalan-jalan, pemain juga akan menemukan berbagai monster. Di Riftbreaker, monster kadang kala akan menyerang markas pemain dalam jumlah banyak. Jika pemain mengembangkan Headquarters, maka serangan monster akan lebih ganas dan dalam jumlah yang lebih banyak.
Untuk menangkal ini, pemain harus membangun tembok dan menara-menara pertahanan. Seiring waktu, pemain harus berpetualang untuk mencari material jenis baru dan melakukan riset. Ini dilakukan untuk membuat senjata yang lebih bagus dan efisien.
Riset, tempur, dan eksplorasi
Seperti Factorio dan Dyson Sphere Program, Riftbreaker juga memiliki siklus permainan yang sangat mirip. Di Factorio, pemain harus melindungi diri dari monster selagi membangun pabrik dengan otomasi. Dalam Dyson Sphere Program, otomasi adalah fokus utama, namun tidak ada ancaman dari monster.
Dalam Riftbreaker, secara teknis pemain bisa saja bermain tanpa melakukan riset apapun, namun ini tidak akan memajukan cerita. Selain itu, pemain akan terus dalam ancaman monster yang lebih kuat dan jumlah yang lebih banyak.
Pertempuran tidak bisa dihindari di Riftbreaker, apapun yang terjadi pemain akan terus dalam ancaman musuh. Pemain bisa bertarung dengan senjata yang ada di tangan, namun itu akan menjadi sulit jika berhadapan dengan musuh jumlah banyak.
Eksplorasi adalah elemen utama dalam Riftbreaker. Pemain diharuskan untuk berpetualang dan mencari sumber daya alam lain untuk mempermudah proses dan kegiatan di markas. Mulai dari Carbonium, Ironium, hingga Uranium dan Cobalt adalah diantara sumber daya terpenting.
Konklusi
The Riftbreaker adalah game Action-RPG dengan bumbu base building dan otomasi. Game ini cukup memakan waktu dan dedikasi. Namun ada banyak hal dalam game ini yang bisa terus menggaet dan dan menarik rasa penasaran pemain.
Comments
Loading…