Video Game

Overwatch 2 Beta: Kekecewaan yang Terus Berlanjut

Overwatch adalah game yang sempat merubah platform dan genre game FPS di jagat gaming. Pada tahun 2016 silam, game yang dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat itu rilis dan menjadi sebuah fenomena.

Game hero shooter bukanlah hal yang asing saat rilisnya Overwatch 6 tahun yang lalu. Pada masanya, Team Fortress 2 juga memiliki konsep yang sama. Pemain dalam 2 tim yang berbeda memilih seorang karakter yang memiliki kemampuan yang unik.

Yang membedakan Overwatch pada saat itu adalah gaya unik karakter mereka, yang memiliki basis ras, jenis kelamin, kepribadian, spesies, bahkan seksualitas yang berbeda-beda. Menjadi salah satu game yang menunjukkan diversitas dan banyak representasi.

Tracer contohnya, seorang mantan pilot wanita asal Inggris yang memiliki kekasih perempuan yang diperlihatkan di komiknya. Contoh lainnya seperti Mei yang seorang ilmuwan asal Tiongkok, Lucio seorang DJ asal Brazil, dan Winston seekor gorilla yang memiliki kecerdasan tinggi.

Sejarah singkat Overwatch

Overwatch dirilis pada bulan Mei tahun 2016 secara global oleh perusahaan game kondang, Blizzard Entertainment. Pada saat ini, Blizzard memiliki portofolio yang cukup baik, game-game mereka diterima baik oleh fans mereka.

Game-game Blizzard pada saat itu diantaranya adalah serial Warcraft, dan game MMORPG mereka World of Warcraft, serial Starcraft, dan juga serial Diablo. Semua game ini juga diterima baik oleh kritik dan juga pemain mereka.

Overwatch lalu diterima baik oleh para pemain baik yang casual maupun yang kompetitif. Dekat rilis, Overwatch sangat terbuka pada pemain-pemain baru dan komunitasnya juga cukup aktif berinteraksi dengan developer.

Menurunnya Minat Pemain

Sebagai developer dan pada dasarnya perusahaan jasa, Blizzard akan memiliki kewajiban untuk terus memperbaharui game mereka. Untuk beberapa saat, Blizzard mampu untuk meng-update mereka dan memberikan fitur-fitur yang menarik.

Beberapa karakter baru lalu membuat daya tarik yang baru untuk Overwatch, adanya chemistry yang berubah membuat game FPS tersebut menarik. Update terus berdatangan, banyak karakter baru juga dihadirkan, selain itu Blizzard juga menghadirkan media tambahan berupa animasi dan komik.

Hal baik ini lalu mulai melamban dan ujungnya berakhir. Blizzard tidak lagi mengeluarkan media-media samping mereka, tidak ada lagi komik maupun animasi yang biasa mereka rilis di YouTube.

Diduga untuk memuaskan pemain-pemain kompetitif saja, banyak karakter yang sebenarnya baik-baik saja di nerf dan dirombak. Diantaranya yang sangat kontroversial adalah merubah ultimate dari healer Mercy.

Mercy memiliki latar belakang sebagai dokter, dan di dalam game dia berperan sebagai healer atau medic. Anehnya, Blizzard menginginkan Mercy untuk lebih terlibat dalam pertarungan, sehingga membuat premis yang sangat tidak masuk akal.

Selain Mercy, nerf besar lainnya juga termasuk Hanzo yang mengalami perubahan pada skill-nya, D.Va yang menjadi lebih ringkih, Torbjorn dan ultimate-nya yang lebih fokus ke menyerang daripada bertahan, dan banyak lagi.

Kontroversi dan Jatuhnya Overwatch

Kontroversi yang dialami Activision Blizzard juga tidak membantu reputasi mereka menangani game-game mereka. Minat pemain mulai menurun dan berpindah ke game-game lain, terutama pada awal-awal populernya game Battle Royale.

Pemain kompetitif Overwatch banyak yang berpindah ke Fortnite, dan kini Apex Legends, bahkan banyak juga yang kembali ke Team Fortress 2, walaupun sudah tidak ada update lagi.

Awal mula kematian Overwatch dikarenakan populernya game Battle Royale dan Blizzard tidak mampu mendorong popularitas game mereka lagi. Setelah banyaknya perubahan drastis pada game kesayangan mereka, pemain enggan kembali memainkan Overwatch.

Overwatch 1.2

Overwatch 2 sering dibercandakan sebagai “Overwatch 1.2” dikarenakan perubahan yang sangat minim. Pada awal pemasaran Overwatch 2, game ini dikatakan sebagai kelanjutan dari game populer mereka yang rilis 6 tahun sebelumnya.

Hal ini nyatanya tidak sepenuhnya benar. Overwatch 2 sebagai sekuel secara teknis tidaklah salah, namun mayoritas jika tidak keseluruhan game ini memiliki elemen-elemen yang sama. Perubahan ini juga tidak seluruhnya diterima oleh pemain mereka.

Gameplay yang Hampir Sama

Perubahan terbesar yang pemain bisa temukan di Overwatch 2 adalah berubahnya komposisi tim. Jika di game sebelumnya dalam 1 tim terdiri dari 6 pemain, sekarang hanya 5 pemain. Dan sekarang, pemain harus memilih role mereka dalam tim ketika mencari permainan.

Memang role system sudah diimplementasikan dalam Overwatch, yang juga diterima secara negatif oleh penggemar mereka. Sebelumnya, hero dipisah menjadi Offense, Defense, Tank, dan Support, kini Defense dan Offense digabung menjadi kategori DPS.

Oleh karena itu, tim dibagi menjadi 3 role, yaitu DPS, Tank, dan Support. Setiap role terdiri dari 2 pemain, kini di Overwatch 2 Tank hanyalah seorang diri. Memang ada faktor penyeimbang, seperti tank kini lebih kuat, namun hal ini terasa sangat mengekang.

Selain mekanik yang sama, Overwatchs 2 juga menggunakan map atau arena yang sama. Perbedaan yang bisa pemain temukan adalah pencahayaan yang berbeda, yang sebelumnya malam hari menjadi siang hari.

Karakter dan Hal-hal Baru?

Jika pemain dan penggemar mengharapkan karakter baru dalam Overwatch 2, maka siaplah untuk kecewa, karena untuk saat ini hanya ada 1 karakter baru, Sojourn. Mungkin di masa depan, Activision Blizzard akan menambahkan karakter baru untuk game ini, tapi masih perlu ditunggu.

Nilai jual utama Overwatch 2 adalah mode-mode PvE-nya, berbeda dari fokus utama Overwatch yang merupakan game PvP. Namun, tentu untuk game yang dikenal karena mode PvP mereka, pemain lama dan baru akan lebih tertarik pada mode ini.

Konklusi

Untuk saat ini, Overwatch 2 sangat tidak menarik untuk dimainkan, dan untuk pemain baru yang tertarik untuk membeli, lebih baik jangan. Overwatch 2 bisa diibaratkan sebagai sebuah update yang mengharuskan calon pemain membayar.

Konsep Overwatch 2 sebenarnya bisa saja diimplementasikan pada game terdahulu. Dengan ini, Activision Blizzard tidak mengasingkan pemain lama mereka, dan juga pemain baru bisa langsung memainkan game yang sudah ada.

Jika hanya dengan tambahan 1 karakter baru, perubahan yang sangat minim pada peta-peta yang sudah ada, dan pengurangan jumlah pemain dalam permainan, pemain lebih baik membuat Custom Match.

Roux

Recent Posts

5 Game Horor Independen Yang Bikin Paranoid

Beberapa tahun terakhir, jagat gaming sangat kekurangan game horor Triple A yang berkualitas tinggi. Game terakhir yang…

2 years ago

Stray: Simulasi Menjadi Kucing di Masa Depan

Sejauh ini pada tahun 2022, sudah cukup banyak game dengan popularitas tinggi yang rilis dan…

2 years ago

Diablo Immortal: Strategi Bisnis yang Imoral

Diablo Immortal adalah salah satu game terbaru buatan Activision Blizzard, sebuah perusahaan game raksasa asal…

2 years ago

Crypto and NFT Games: Bisnis, Judi, dan Permainan

Dewasa ini, apapun yang memiliki unsur crypto dan yang bersangkutan dengan blockchain menjadi marak. Dan,…

2 years ago

Xbox Gamepass: Sebuah Surga Gaming PC

Gamepass dahulu adalah layanan yang hanya bisa dinikmati oleh pengguna Xbox di luar negeri. Menyajikan…

2 years ago

Review V Rising: Menjadi Vampir di Dunia Baru

Genre base building dan open world survival adalah salah satu genre game terlama sepanjang sejarah. Yang…

2 years ago